Senin, 28 November 2011

Rinci Menilai Diri

Apa yang akan kita rasakan bila ada yang mengomentari kita, “Dia itu jelek. Pokoknya jelek.”
Mungkin di antara kita yang bertanya, “Benarkah tidak ada kebaikan sedikitpun dalam diri kita?”
Lalu, kita mungkin akan mengutip sebuah pepatah terkenal, “Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini.”
Memang benar, tidak ada satupun manusia yang benar-benar sempurna di dunia ini. Selalu ada sisi diri yang baik, yang berarti pula selau ada sisi diri yang buruk –atau belum baik.
Dengan demikian, ada baiknya kita menilai diri –baik diri kita maupun orang lain- dengan penilaian yang rinci. Ada sejumlah aspek yang perlu diperhatikan.
Sejumlah aspek tersebut antara lain:
1.   Spiritual
2.   Emosional
3.   Intelektual
4.   Sosial
5.   Finansial
6.   Profesional
7.   Fisik

Guna melengkapi aspek-aspek tersebut, kita perlu memiliki indikator-indikator penilaian. Kita bisa menyusunnya seperti ini:
1.      Spiritual
a.   Memiliki kesadaran akan adanya kekuasaan Allah SWT terhadap kehidupan ini.
b.   Memiliki nilai-nilai moral yang dipegang dengan sangat teguh.
c.    Memiliki sejumlah amalan ibadah tambahan yang dijaga, seperti shalat dhuha dan sejenisnya.
d.   Memiliki motivasi ukhrawi yang baik.
2.      Emosional
a.   Memiliki kestabilan diri.
b.   Memiliki kendali diri dalam menghadapi amarah dan masalah.
c.    Mampu memberikan pengaruh ketenangan kepada teman-temannya.
d.   Mampu memimpin teman-temannya dengan baik.
3.      Intelektual
a. Memiliki sejumlah konsep yang konsisten terhadap alam dan berbagai fenomenanya (termasuk fenomena sosial).
b.   Memiliki sistematika berpikir yang baik.
c.    Biasanya memiliki keterampilan membaca dan menulis dengan baik.
d.   Mampu menghasilkan pemikiran yang solutif.
4.      Sosial
a.   Memiliki kepedulian sosial yang baik.
b.   Mudah meminta dan memberikan maaf kepada orang lain.
c.    Lebih memilih jalan damai ketimbang konflik.
d.   Mempertimbangkan aspek sosial kemanusiaan dalam penyelesaian berbagai masalah.
5.      Finansial
a.   Memiliki pengaturan keuangan yang baik.
b.   Memiliki hasrat investasi.
c.    Memiliki pengembangan keuangan yang baik.
d.   Mengatur sirkulasi hutang dengan baik.
6.      Profesional
a.   Memiliki kinerja yang baik.
b.   Memiliki pengembangan kinerja dan produktivitas yang baik.
c.    Berinvestasi pada profesinya.
d.   Mengikuti wacana yang berkembang di bidang profesinya.
7.      Fisik
a.   Ada inner-beauty yang benar-benar alami.
b.   Memiliki fisik proporsional.
c.    Tidak sering sakit.
d.   Tidak mudah lelah dan stres.

Apa untungnya menilai diri dengan rinci?
Pertama, kita dapat lebih obyektif, walaupun tidak 100% obyektif. Kita lebih bisa bertanggung jawab terhadap penilaian kita. Sebagai misal, kita menilai teman kita sebagai ‘orang yang memiliki emosional yang baik, tapi kurang baik secara finansial’. Kita tentu bisa menerangkan penilaian kita dengan baik.
Kedua, kita tidak terjebak pada vonis. Ini karena vonis sangat berbahaya. Vonis bahkan dapat menutup perkembangan diri seseorang di masa depan. Orang akan cenderung ‘terkurung’ pada vonis yang diberikan. Ketiga, pijakan untuk melakukan pengembangan diri kurang akurat. Apa yang akan dikembangkan, bila data yang ada hanya ‘baik sekali’? Bukankah lebih baik, ‘dia baik secara sosial, tapi perlu pengembangan pada aspek intelektual’?

Bisakah kita menciptakan aspek penilaian sendiri?
Aspek-aspek penilaian yang diberikan merupakan satu contoh. Masing-masing kita dapat membuat rincian penilaian sendiri. Yang terpenting adalah adanya rincian.
Wallahu a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar