Selasa, 29 November 2011

Asahlah Gergaji, Lakukan Pengembangan Diri

Hiduplah seorang penebang pohon. Setiap harinya, ia menebang pohon dengan gergaji. Hingga pada suatu hari, pohon yang ditebangnya tidak juga runtuh. Ia pun pantang menyerah. Ia terus menjalankan gergajinya. Akan tetapi, pohon itu tidak juga tumbang.
Ia pun berhenti. Ia memeriksa gergajinya. Apa yang kemudian disadari olehnya? Gergajinya tumpul. Pantas saja, pohon yang digergaji tidak mau tumbang.
Ia pun mengasah gergajinya. Meskipun perlahan, ia terus melakukannya. Hingga, gergajinya sudah siap digunakan.
Inilah satu permisalan yang dibuat oleh Stephen Covey, seorang ahli manajemen SDM, dalam hal pengembangan diri. Manusia, menurutnya, membutuhkan waktu sejenak untuk berhenti dari aktivitas harian. Waktu sejenak ini tentu tidak diisi dengan hal sia-sia, tapi diisi dengan evaluasi dan peningkatan kapasitas diri. Dengan demikian, masalah yang muncul di masa datang dapat dihadapi dengan mudah.
Ada sejumlah orang yang mengabaikan pentingnya pengembangan diri. Menurut mereka, masalah-masalah yang dihadapi adalah masalah yang sama. Ada pengulangan masalah setiap harinya.
Sementara itu, sejumlah orang menyatakan bahwa masalah yang sama tidak dapat dihadapi dengan cara yang sama, bila kita menginginkan kualitas yang lebih baik. Menurut mereka, munculnya masalah yang sama sudah menunjukkan ketidakmampuan antisipatif. Apalagi, bila masalah yang sama memiliki bobot yang lebih berat.
Oleh karena itu, masih menurut mereka yang pro-pengembangan diri aktif, pengembangan diri mutlak dibutuhkan. Dengan demikian, hidup tidak akan berkutat pada masalah yang itu-itu saja, tapi masalah baru yang jauh lebih menantang. Inilah, menurut mereka, hidup yang progresif.
Pengembangan diri memang butuh dana dan waktu yang banyak. Selain itu, terkadang, hasilnya tidak langsung nampak. Ada waktu yang diperlukan untuk ‘mendialogkan’ hasil latihan pengembangan diri dengan realitas harian. Selain itu, perlu juga ‘dialog’ antara hasil latihan pengembangan diri saat ini dengan yang dulu.
Inilah yang membuat banyak orang tidak sabar. Mereka menganggap hasil latihan pengembangan diri dapat mengubah hidup secara instan. Apalagi, bila berbicara modal dana, mereka lebih tidak sabar lagi.
Yang membuat kondisi lebih buruk adalah janji yang ditawarkan oleh kegiatan-kegiatan latihan pengembangan diri. Banyak sekali yang menawarkan hasil instan. Padahal, segala sesuatu dalam hidup ini membutuhkan proses bertahap.
Permasalahan waktu dan dana dalam pengembangan diri dapat dijawab dengan sejumlah langkah. Pertama, ada skema pengembangan diri yang baik. Tahapannya tertata rapih. Setiap tahapan memiliki deskripsi yang jelas. Kedua, ada struktur waktu yang juga jelas. Satu tahapan mungkin butuh waktu relatif sebentar, sementara tahapan yang lain butuh waktu relatif lama. Hal ini tergantung pada bobot sebuah tahapan. Ketiga, ada evaluasi yang rinci berbasis indikator yang juga rinci.
Ketiga langkah ini diharapkan dapat menghasilkan pengembangan diri yang berdampak besar. Bukan hanya berdampak pada keuangan saja, tapi lebih jauh, pada kualitas kehidupan secara keseluruhan. Wallahu a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar