Minggu, 13 November 2011

Persaudaraan Batiniyah

Apa yang kita rasakan ketika hidup sendirian di rumah besar? Yang kita rasakan adalah sepi yang luar biasa. Sebagian orang bahkan takut dengan kesendirian. Karena kesendirian dapat memerangkap seseorang dalam frustasi. Bila dibiarkan, frustasi dapat mengantarkannya dalam kegilaan.
Oleh karena itu, dalam hidup, ada baiknya kita memiliki saudara. Saudara bukan hanya dalam hubungan darah, tapi saudara dalam artian batiniyah.
Ciri-ciri persaudaraan batiniyah yang kita ketahui antara lain dukungan dalam kebenaran dan sekaligus koreksi kala ada kesalahan. Persaudaraan batiniyah tidaklah memberikan dukungan buta. Ada pemikiran logis di situ.
Ada sebuah ayat yang menarik dalam Al-Qur’an,
“Sahabat-sahabat dekat pada hari itu menjadi musuh satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Az-Zukhruf: 67)

Tanpa pemikiran yang logis, persaudaraan mudah diarahkan kepada hal-hal yang buruk. Karena yang paling pokok adalah kekompakan kelompok.
Apa yang terjadi pada kelompok yang kompak, tapi mengarah pada keburukan? Berdasarkan ayat tersebut, bisa jadi ada saling menyalahkan antaranggota kelompok. Yang satu menyalahkan yang lain. Jangankan di akherat, di dunia, ini bisa jadi terjadi. Akhirnya, rapuh dan hancurlah kelompok itu.
Persaudaraan batiniyah mungkin berat terasa. Al-Qur’an juga menjelaskan hal ini,
“Dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di waktu pagi dan senja. Mereka itu mengharapkan Wajah Allah. Dan janganlah kamu sekalian berpaling dari mereka” (Q.S. Al-Kahfi: 28)

Dengan bersabar dan juga memberikan kontribusi, insya Allah, kita akan merasakan persaudaraan batiniyah yang nikmat. Harus ada usaha agar pohon berbuah, kan?
Bisa jadi, ada rasa berat dalam hati kita untuk memberi. Akan tetapi, bukankah dalam hidup, terkadang kita mengalami masa sulit. Contohnya, ada saat kita ditinggal wafat salah seorang anggota keluarga. Saat itu, siapapun butuh dukungan, terutama dukungan psikologis. Saat itulah, insya Allah bantuan dari persaudaraan batiniyah itu datang. Saat itulah, insya Allah, kita baru merasakan nikmatnya. 
Banyak orang mengatakan bahwa zaman ini adalah zaman individualistis. Akan tetapi, insya Allah, kita semua masih sanggup menempuh zaman ini dengan semangat persaudaraan. Walaupun berat, kita akan mewujudkannya. Wallaahu a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar