Sekuntum bunga membutuhkan waktu untuk mekar. Ini
disebabkan tahapan-tahapan yang perlu dilaluinya. Minimal, ada tahapan kuncup,
mulai membuka, dan diakhiri dengan mekar sempurna.
Anak ayam juga begitu. Awalnya adalah telur, lalu
dierami beberapa waktu, dan akhirnya menjadi anak ayam sempurna. Bahkan, proses
pemecahan cangkang telur harus dilakukan oleh anak ayam itu sendiri. Bantuan
yang diberikan, atas alasan apapun, hanya memperburuk kondisi anak ayam. Dalam
sejumlah kasus, anak ayam mengalami kematian.
Hikmah yang bisa kita ambil antara lain pentingnya
kesabaran dalam menumbuhkan kapasitas. Waktu yang dibutuhkan terkadang sangat
lama. Akan tetapi, waktu yang diperlukan untuk berkembang seringkali seimbang
dengan kekuatan / kebaikan yang dihasilkan. Bila waktu yang diperlukan sangat
lama, biasanya kekuatan yang dimiliki juga berumur panjang. Sebaliknya, bila
waktu yang diperlukan relatif pendek, kekuatannya pun relatif berumur pendek.
Bila kita menginginkan sesuatu berusia panjang, ada
baiknya lebih bersabar. Bahkan, kita harus sangat sabar. Kita juga dituntut
telaten dalam perawatan. Sedikit saja penyakit terlihat, kita tidak bisa
membiarkan. Kita langsung bertindak –walaupun kemudian, terkadang, perawatannya
butuh waktu yang lama.
Oleh karena itu, sebelum kita menanam atau
bertindak terhadap sesuatu, ada baiknya, kita menelaah aspek waktu. Bila apa
yang kita tanam harus berusia panjang, maka tindakan perawatan jangka
panjanglah yang kita pilih. Bisa jadi, kita berkorban banyak hal saat ini.
Tetapi, kita bisa optimis, insya Allah, yang dihasilkan akan jauh lebih banyak
dari yang dikorbankan.
Inilah yang selalu diusahakan oleh para visioner
sejati. Mereka lebih dari sekedar petani. Mereka tidak hanya menanam dan
membersihkan, tapi juga menguatkan bagian-bagian tumbuhan yang lemah.
Kita semua sepakat bahwa masa depan akan lebih
berat ketimbang saat ini. Ada begitu banyak tantangan yang harus ditaklukkan.
Dengan demikian, tidakkah kita perlu visi dan kesabaran yang kuat untuk mulai
membangun kekuatan?
Bila ini kita lakukan, insya Allah,
tantangan-tantangan yang ada akan berubah menjadi peluang. Selanjutnya, peluang
yang dimanfaatkan dapat menjadi batu pijakan menuju lompatan yang lebih tinggi.
Semoga kita bisa seperti itu. Amin.
Wallaahu a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar