Kepada
sang suami, seorang istri menceritakan anjuran pimpinannya agar setiap staf
memiliki laptop. Alasan yang dikemukakan atasannya adalah kecepatan kerja.
Dengan memiliki laptop, demikian asumsi pimpinan sang istri, setiap staf bisa
bekerja dimanapun. Sehingga, pekerjaan bisa selesai lebih cepat.
Akan
tetapi, sang istri melanjutkan, dirinya tidak ingin membeli laptop. Hal ini
dikarenakan besarnya uang untuk membeli laptop. Selain itu, di tempat kerja,
ada banyak komputer yang bisa digunakan. Sayang sekali, komputer sebanyak itu
tidak digunakan optimal. Toh, komputer-komputer itu digunakan untuk urusan
pekerjaan juga.
Alasan
lain yang diungkapkan oleh sang istri adalah pembagian waktu. Di jam kerja, ia
ingin fokus pada masalah kerja. Di jam rumah, ia ingin fokus pada masalah
rumah. Ia tidak ingin pikirannya terpecah belah. “Hasil akhirnya kurang baik”,
demikian sang istri berujar.
“Lalu,
apa keputusanmu, sayang?”, sang suami bertanya.
“Aku beli
flashdisc saja, lebih irit dan mobile. Asal ada komputer, aku
bisa pakai,” jawab sang istri.
Ya....
Kita
sangat mungkin berbeda pendapat dengan sang istri. Ada yang setuju dengan
pembelian laptop untuk penunjang kerja. Ada juga yang tidak setuju. Setiap
kelompok pro-kontra memiliki asumsi dan argumennya masing-masing.
Akan
tetapi, sepertinya kita akan sepakat –minimal, kita bisa mengurangi pro-kontra-
setelah memahami kondisi dan lingkungan kerjanya lebih dekat dan komprehensif. Insya
Allah, kita lebih siap mengambil sikap tegas setelah memperoleh berbagai informasi
yang diperlukan.
Oleh
karena itu, marilah kita mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sang istri. Misalnya:
Apakah pekerjaannya memerlukan alat yang moblie terus menerus ataukah
insidental saja? Mungkinkah ada alat yang bisa menggantikannya? Bila memang
harus memiliki alat kerja tersebut, mungkinkah tempat kerja memberikan bantuan
fasilitasi keuangan yang memperingan keuangan individu?
Kita juga
bisa memperdalam dengan menanyakan, misalnya: Apakah ada insentif bagi yang
bekerja dengan cepat? Adakah insentif ini dapat meringankan beban berikutnya
–misalnya insentif keuangan yang mengurangi beban keuangan invidu? Adakah
fasilitasi dari tempat kerja dalam hal kerusakan alat kerja –misalnya
fasilitasi peminjaman uang untuk perbaikan alat kerja?
Daftar
pertanyaan ini bisa lebih panjang. Tentu saja, kita memperhatikan kebutuhan.
Bila memang perlu diperpanjang, kita akan memperpanjangnya. Sebaliknya, bila
perlu sedikit saja, kita hanya menanyakan sedikit saja.
Keterampilan
membuat dan mengajukan pertanyaan sangat penting. Hal ini karena kita sering
dituntut untuk menilai sesuatu secara akurat sebagai dasar tindakan yang tepat.
Dengan bertanya, kita mampu memperoleh jawaban yang menggambarkan sesuatu
dengan sangat menyeluruh.
Meskipun
demikian, ada banyak orang yang kesulitan bertanya. Mengapa demikian? Ada
baiknya, kita bahas di kesempatan lain. Semoga Allah SWT memberikan kita
kesempatan itu. Amin.
Wallahu
a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar