Minggu, 08 Januari 2012

Bertanya Mendalam, Mengapa Tidak?


Kepada sang suami, seorang istri menceritakan anjuran pimpinannya agar setiap staf memiliki laptop. Alasan yang dikemukakan atasannya adalah kecepatan kerja. Dengan memiliki laptop, demikian asumsi pimpinan sang istri, setiap staf bisa bekerja dimanapun. Sehingga, pekerjaan bisa selesai lebih cepat.
Akan tetapi, sang istri melanjutkan, dirinya tidak ingin membeli laptop. Hal ini dikarenakan besarnya uang untuk membeli laptop. Selain itu, di tempat kerja, ada banyak komputer yang bisa digunakan. Sayang sekali, komputer sebanyak itu tidak digunakan optimal. Toh, komputer-komputer itu digunakan untuk urusan pekerjaan juga.
Alasan lain yang diungkapkan oleh sang istri adalah pembagian waktu. Di jam kerja, ia ingin fokus pada masalah kerja. Di jam rumah, ia ingin fokus pada masalah rumah. Ia tidak ingin pikirannya terpecah belah. “Hasil akhirnya kurang baik”, demikian sang istri berujar.
“Lalu, apa keputusanmu, sayang?”, sang suami bertanya.
“Aku beli flashdisc saja, lebih irit dan mobile. Asal ada komputer, aku bisa pakai,” jawab sang istri.
Ya....
Kita sangat mungkin berbeda pendapat dengan sang istri. Ada yang setuju dengan pembelian laptop untuk penunjang kerja. Ada juga yang tidak setuju. Setiap kelompok pro-kontra memiliki asumsi dan argumennya masing-masing.
Akan tetapi, sepertinya kita akan sepakat –minimal, kita bisa mengurangi pro-kontra- setelah memahami kondisi dan lingkungan kerjanya lebih dekat dan komprehensif. Insya Allah, kita lebih siap mengambil sikap tegas setelah memperoleh berbagai informasi yang diperlukan.
Oleh karena itu, marilah kita mengajukan sejumlah pertanyaan kepada sang istri. Misalnya: Apakah pekerjaannya memerlukan alat yang moblie terus menerus ataukah insidental saja? Mungkinkah ada alat yang bisa menggantikannya? Bila memang harus memiliki alat kerja tersebut, mungkinkah tempat kerja memberikan bantuan fasilitasi keuangan yang memperingan keuangan individu?
Kita juga bisa memperdalam dengan menanyakan, misalnya: Apakah ada insentif bagi yang bekerja dengan cepat? Adakah insentif ini dapat meringankan beban berikutnya –misalnya insentif keuangan yang mengurangi beban keuangan invidu? Adakah fasilitasi dari tempat kerja dalam hal kerusakan alat kerja –misalnya fasilitasi peminjaman uang untuk perbaikan alat kerja?
Daftar pertanyaan ini bisa lebih panjang. Tentu saja, kita memperhatikan kebutuhan. Bila memang perlu diperpanjang, kita akan memperpanjangnya. Sebaliknya, bila perlu sedikit saja, kita hanya menanyakan sedikit saja.
Keterampilan membuat dan mengajukan pertanyaan sangat penting. Hal ini karena kita sering dituntut untuk menilai sesuatu secara akurat sebagai dasar tindakan yang tepat. Dengan bertanya, kita mampu memperoleh jawaban yang menggambarkan sesuatu dengan sangat menyeluruh.
Meskipun demikian, ada banyak orang yang kesulitan bertanya. Mengapa demikian? Ada baiknya, kita bahas di kesempatan lain. Semoga Allah SWT memberikan kita kesempatan itu. Amin.
Wallahu a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar