Rabu, 29 Agustus 2012

Liburan Yang Mencerdaskan


Dalam sebuah kisah, seorang pilot yang telah melewati masa skorsing ditanya oleh atasannya, “Apa yang Anda lakukan selama masa skorsing?”
Sang pilot pun menjawab, “Apa yang saya lakukan? Tentu tidak ada!”
Sang atasan menimpali, “Ada bisa terbang sebagai penumpang, dan rasakan pilot lain menerbangkan pesawatnya.”
Aha?
Ya, terkadang, kita menggunakan liburan sebagai ajang istirahat rehat total. Tidak ada aktivitas pengembangan profesi sedikitpun. Dalihnya? Hampir sama dengan sang pilot bukan?
Liburan memang menggoda untuk diisi dengan kegiatan leha-leha belaka. Apalagi, bila kita berlibur di tempat orang yang sangat memanjakan tamunya. Makanan, minuman, dan akomodasi lain telah disiapkan tuan rumah tanpa menunggu kita meminta.
Di sisi lain, terkadang, kita menemukan sedikit ruang dan waktu untuk menjauh sejenak dari pekerjaan harian –yang terkadang tanpa kita sadari, mulai menumpulkan kepekaan profesi kita. Sehingga, kita semakin pintar mencari celah atas ketidaksempurnaan kinerja kita, alih-alih semakin pintar dalam menyelesaikan masalah.
Tentu saja, kita tidak perlu membawa buku-buku tebal ataupun laptop berat ke tempat liburan. Tak perlu juga membawa berkas-berkas laporan ataupun jurnal yang menjemukan –dan sering membuat mata mengantuk.
Mungkin, sebagai alternatif, kita bisa membawa sebuah flasdisc –apalagi, saat ini, banyak yang berukuran mungil. Untuk mengoperasikannya, kita bisa menggunakan warnet terdekat. Bukankah sekarang warnet mulai menjamur?
Tentu saja, masih banyak alternatif lain yang bisa dipertimbangkan. Yang penting, tetap liburan dan terus mengembangkan diri. Oke?
Wallaahu a’lam bishshawaab. (dufo abdurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar