Senin, 14 Mei 2012

Mengendalikan Diri dalam Bersosialisasi


Kita sepakat bahwa kita hidup bersama orang lain. Kita pun sepakat bahwa orang lain memiliki pikiran dan keinginan yang perlu dihormati. Pernyataan ini memiliki implikasi bahwa kita akan senantiasa memberikan ruang ekspresi bagi orang lain.
Di sisi lain, kita pun perlu meyakinkan diri kita bahwa dalam sebuah lingkungan, kendali sosial menjadi sesuatu yang amat penting. Ini berarti kebebasan seseorang akan dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sebagai contoh, kita bebas bersuara, tapi orang lain pun memiliki kebebasan untuk menikmati keheningan.
Oleh karena itu, kesadaran individu merupakan kunci penting dalam kehidupan sosial. Minimal, ia sadar bahwa orang lain memiliki perasaan dan keinginan yang hampir sama dengan dirinya. Bila ia ingin bahagia, orang lain juga begitu. Bila ingin santai di rumahnya dengan kebisiangan suara yang proporsional, orang lain juga begitu. Bila daftar keinginan dideret lebih, mungkin butuh halaman yang sangat banyak.
Sementara itu, terkadang seseorang atau segolongan orang hidup dalam situasi yang spesifik. Tentu saja, ini membutuhkan kesadaran pada aspek yang lebih spesifik. Sebagai misal, situasi yang membutuhkan kecepatan seringkali melahirkan kata-kata yang sangat lugas –hampir mirip dengan kata-kata perintah. Kita, apabila hidup di dalam situasi tersebut, tentu membutuhkan toleransi yang lebih luas.
Dalam kesadaran individu ini, kita pun perlu menahan diri untuk menuntut orang lain melakukan hal yang kita inginkan. Ada kalanya, orang lain belum memiliki kesanggupan, atau bisa jadi dia menolak. Alasan penolakan pun terkadang sangat logis. Bila kita memiliki pikiran untuk memaksa, adakah kita suka dipaksa melakukan yang kita benci?
Wallaahu a’lam bishshawab. (dufo abdurrohman)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar